
Sebuah kecelakaan pesawat terbang kembali terjadi. Seperti biasa, pertanyaan yang segera muncul adalah: “Siapa yang salah?”. Persoalannya, dalam banyak peristiwa kita tidak mudah untuk mencari siapa yang salah. Bahkan kadang tidak mungkin! Misalnya, orang yang tiba-tiba terkena penyakit berat. Dalam situasi semacam ini, yang lebih mudah adalah mengkaitkan dengan dosa yang telah dibuat, baik dosa pribadi maupun dosa kolektif. Itulah yang juga terjadi pada masa Yesus, ketika terjadi satu peristiwa yang dianggap tragis di Yerusalem. Yaitu peristiwa pembantaian oleh Pilatus dan robohnya menara di Siloam. Segera saja orang mengkaitkan mereka yang menjadi korban pembantaian dan kecelakaan di Siloam dengan dosa yang mereka perbuat.
Apa jawab Yesus? Sungguh menarik! Yesus sama sekali tidak mengkaitkan peristiwa tragis tersebut dengan dosa. Kalaupun mereka yang menjadi korban adalah orang berdosa, tetapi dosa mereka tidak lebih besar dari orang lain yang tidak menjadi korban, yaitu seluruh penduduk Yerusalem (Lukas 13:4). Yang lebih menarik, Yesus kemudian justru memberikan perumpamaan tentang pohon ara yang diberi kesempatan untuk berbuah (Lukas 13:8-9). Sebuah perumpamaan tentang kesempatan bertobat yang nampak nyata dari buah-buah pertobatan yang dihasilkan.
Dari sini kita boleh belajar dua hal:
- Jangan merasa hidup kerohanian kita lebih baik dari orang lain, hanya karena kita tidak mengalami musibah seperti yang dialami orang lain. Sesungguhnya di hadapan Tuhan kita adalah sama, dan sama-sama membutuhkan pertobatan.
- Bertobatlah dan nyatakan buah-buah pertobatanmu, karena hidup ini sungguh tak terduga. Ada banyak hal bisa menimpa kita. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk bertobat.
SUMBER : http://www.gkipi.org/khotbah_m_i/070311.htm
Announcer : Sony Tanesib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar